Monday, April 13, 2009

KISAH BENAR dan Nyata (7x naik Haji xdapat lihat Ka'bah)

KITA RENUNG KAN

KISAH BENAR dan Nyata
(7x naik Haji xdapat lihat Ka'bah)

Sebelum g Mekah, mari kita ambik iktibar dulu yek.. Sebagai
seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan
(bukan nama sebenarnya),mengajak ibunya untuk mnunaikan rukun
Islam yang kelima. Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu,
tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu
secara material,mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah
Haji. Segala kelengkapan sudah disiapkan.

Ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan
keduanya sihat walafiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka
melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan
Allah, Tuhan Semesta Alam. "Labaik Allahuma labaik, aku datang
memenuhi seruanMu ya Allah".Hasan menggandeng ibunya dan
berbisik,"Ummi undzur ila Ka'bah (Bu,lihatlah Ka'bah)." Hasan
menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya
yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi dia terdiam.

Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh
anaknya..Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat
raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan.Ibunya sendiri
tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan.
beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak
hanyalah kegelapan.Padahal, tak ada masalah dengan kesihatan
matanya. Beberapa minit yang lalu dia masih melihat segalanya dengan
jelas,tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap
gulita.Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah.
Ia shalat memohon ampunan-Nya.

Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah,mengharap
rahmatNYA.Terasa hampa menjadi tamu Allah,tanpa
menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan
juga rahmat-Nya.Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan
ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat
merasakan anugerah-Nya, dengan menatap Ka'bah, kelak. Anak yang
soleh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan..
Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.Tahun berikutnya
kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan didekat
Ka'bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan
symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak dapat melihat Ka'bah.
Hasan tidak patah arang.

Ia kembali membawa ibunya ke tanah
suci tahun berikutnya.Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat
Ka'bah.Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya
hanyalah gelap dan gelap.Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri
Sarah.hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah
haji..Hasan tak habis fikir, dia tak mengerti, apa yang menyebabkan
ibunya menjadi buta di depan Ka'bah.Padahal, setiap kali berada jauh
dari Ka'bah,penglihatannya selalu normal. Dia bertanya-tanya, apakah
ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa
yang telah diperlakukan ibunya,sehingga mendapat musibah seperti itu ?
Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya.

Akhirnya diputuskannya
untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu
permasalahannya.Beberapa saat kemudian ia mendengar ada
seorang ulama yang terkenal kerana kesohlehannya dan kebaikannya di
Abu Dhabi(Uni Emirat).Tanpa kesulitan bererti, Hasan dapat bertemu
dengan ulama yang dimaksud. Ia pun mengutarakan masalah kepada
ulama yang soleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan saksama,
kemudian meminta agar Ibu Hasan perlu menelefonnya.Anak
yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, dia
meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut.

Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun
menelefon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang
dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi,
mengingat kembali,mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi
padanya di masa lalu,sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah.
Sarah diminta untuk bersikap terbuka,mengatakan dengan jujur, apa
yang telah dilakukannya. "Anda harus berterus-terang kepada saya,
karana masalah anda bukan masalah senang," kata ulama itu pada
Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian dia meminta waktu untuk
memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat
sebarang khabar dari Sarah...

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka,akhirnya Sarah
menelefon. "Ustaz, waktu masih muda, saya bekerja sebagai jururawat di
rumah sakit," cerita Sarah akhirnya."Oh,bagus..... Pekerjaan jururawat
adalah pekerjaan mulia," potong ulama itu. "Tapi saya mencari wang
sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli,apakah cara saya
itu halal atau haram," ungkapnya terus terang. Ulama itu terkejut...

Iatidak menyangka wanita itu akan berkata demikian."Disana...." sambung
Sarah, "Saya sering kali menukar bayi, karana tidak semua ibu senang
dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak
laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan,dengan imbuhan
wang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka."

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.
"Astagfirullah......" betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu
yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan, betapa
banyakkeluarga yang telah dirosaknya, sehingga tidak jelas nasabnya.Apakah
Sarah tidak tahu, bahawa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan
sangat penting.Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak
jelas.Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan,terutama
dalam masalah mahram atau muhrim, iaitu orang-orang yang tidak boleh
dinikahi.

"Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah. "Cuma itu ?" tanya
ulama terperanjat. "Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu dosa yang
luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!". ucap
ulama dengan nada tinggi."Lalu apa lagi yang Anda kerjakan?"tanya
ulama itu lagi sedikit kesal."Di rumah sakit, saya juga melakukan
tugas memandikan orang mati." "Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia,"
kata ulama.

"Ya, tapi saya memandikan orang mati karana ada kerja sama
dengan tukang sihir.""Maksudnya?"tanya ulama tidak mengerti. "Setiap
saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit,
segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di
dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah,
melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang
mati."

"Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia.Seperti biasa, saya
memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum benang dan
lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti
terpental, tidak hendak masuk, walaupun saya sudah menekannya
dalam-dalam.Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya cuba lagi
begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak,
saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang
saya lakukan.

"Mendengar pertuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa
dosa, ulama itu berteriak marah."Cuma itu yang kamu lakukan ?"."Masya
Allah....!!! Saya tidak dapat bantu anda. Saya angkat tangan".Ulama
itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah
terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi dia adalah
wanita, yang memiliki nurani begitu tega,begitu keji. Tidak pernah
terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji
itu.

Akhirnya ulama itu berkata,"Anda harus memohon ampun kepada
Allah, kerana hanya Dialah yang dapat mengampuni dosa Anda." Bumi
menolaknya. Setelah beberapa lama,sekitar tujuh hari kemudian ulama
tidak mendengar khabar selanjutnya dari Sarah.Akhirnya ia mendapat
tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah
telah bertaubat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah
akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang
kepadanya.

Kerana tak juga memperoleh khabar, ulama itu menghubungi
keluarga Hasan di Mesir.Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan
sendiri. Ulama menanyakan khabar Sarah,ternyata khabar duka yang
diterima ulama itu... "Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelefon
ustad," ujar Hasan. Ulama itu terkejut mendengar khabar tersebut.
"Bagaimana ibumu meninggal, Hasan?".tanya ulama itu.Hasan pun akhirnya
bercerita : Setelah menelefon ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah.

Ketika tanah sudah digali,untuk
kemudian dimasukkan jenazah atas izin Allah, tanah itu rapat kembali,
tertutup dan mengeras.Para penggali mencari lokasi lain untuk digali.
Peristiwa itu berulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali
menyempit dan tertutup rapat.Peristiwa itu berlangsung begitu cepat,
sehingga tidak seorangpun penghantar jenazah yang menyedari bahawa
tanah itu kembali rapat.Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para penghantar yang
menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh
terjadi.Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan
dengan perbuatan si mayat.

Waktu terus berlalu, para penggali kubur
putus-asa kerana pekerjaan mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu,
petang menjelang bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satu pun
lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak
pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering
kerontang.Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya,
Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa
dikubur..

Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan
termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba
berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian
khusus orang Mesir..Lelaki itu tidak tampak wajahnya, kerana terhalang
tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati
Hasan kemudian berkata padanya," Biar aku tangani jenazah ibumu,
pulanglah!". . kata orang itu.Hasan lega mendengar bantuan orang
tersebut,Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya.

Syukur-syukur menggali lubang dan kemudian mengebumikan ibunya. "Aku
minta supaya kau jangan menengok ke belakang,sampai tiba di rumahmu,
"pesan lelaki itu. Hasan mengangguk, kemudian ia
meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia diluar lokasi
pemakaman,terselit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi
dengan jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang.
Betapa pucatwajah Hasan,melihat jenazah ibunya sudah dililit api,
kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa
herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa
wajah Hasan.Hasan ketakutan.Dengan langkah seribu, dia pun bergegas
meninggalkan tempat itu.Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama
itu. Hasan juga mengaku,bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu
kini berbekas kehitaman kerana terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan
Hasan.Dia menyarankan, agar Hasan segera beribadah
dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa
yang pernah dilakukan oleh ibunya.. Akan tetapi, ulama itu tidak
menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama
itu. Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu
memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya
dengan izin Allah akan hilang.Benar saja,tak berapa lama kemudian
Hasan kembali memberitahu ulama itu,bahawa lukanya yang dulu amat
terasa sakit dan panas luar biasa,semakin hari bekas kehitamannya hilang.

Tanpa tahu apa yang telahdilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia
berharap,apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan
diampuni oleh Allah SWT.Semoga kisah nyata dari Mesir ini bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua.